Lumpia adalah salah satu makanan khas dari Semarang, Jawa Tengah, yang terkenal lezat dan menggugah selera. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lumpia adalah jenis makanan berupa dadar yang diisi dengan rebung, daging, atau bahan lainnya, kemudian digulung dan biasanya digoreng hingga renyah.
Dalam Wikipedia Indonesia, lumpia (atau lun pia) disebut sebagai penganan hasil perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa. Nama lumpia sendiri berasal dari Bahasa Hokkian, di mana “lum” berarti lembut dan “pia” berarti kue, sehingga lumpia dapat diartikan sebagai “kue lembut.”
Awalnya, lumpia tidak digoreng dan memiliki rasa manis yang autentik. Tradisi menggoreng lumpia mulai berkembang seiring dengan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa, menciptakan varian baru yang lebih renyah dan gurih.
Sejarah Lumpia Semarang
Lumpia pertama kali dikenal di Semarang pada abad ke-19. Awalnya, seorang pendatang dari Fujian bernama Tjoa Thay Joe menjual makanan berbahan dasar rebung dan daging babi. Di tempat yang sama, Mbak Wasih, seorang perempuan Jawa, juga menjajakan makanan serupa namun dengan isian udang dan kentang, memberikan cita rasa yang lebih manis.
Kisah cinta keduanya tidak hanya menyatukan hati mereka, tetapi juga menggabungkan kedua jenis makanan tersebut. Akhirnya, isian lumpia menjadi kombinasi antara rebung, udang, dan ayam yang dibungkus dengan kulit lumpia khas Tionghoa.
Pada masa itu, lumpia mulai dikenal luas setelah dijajakan di pasar malam Olympia Park milik pemerintah kolonial Belanda. Dari sinilah popularitas lumpia terus meningkat di Semarang, dan usaha keluarga Tjoa Thay Joe dan Mbak Wasih pun diteruskan oleh anak-anak mereka.
Di era modern, lumpia terbagi menjadi dua jenis utama: lumpia basah dan lumpia goreng. Lumpia basah lebih cocok untuk mereka yang ingin menghindari gorengan, sementara lumpia goreng menawarkan sensasi renyah yang memanjakan lidah. Lumpia biasanya disajikan bersama lokio, acar, dan saus manis kental sebagai pelengkap.
Cara Membuat Lumpia Semarang
Mengutip buku Resep Masakan Nusantara Favorit dari Aceh Hingga Papua karya Winkanda Satria Putra dan Rika Kusumawati, berikut langkah mudah membuat lumpia:
Bahan Isian:
- 50 gram daging ayam (dicincang kasar)
- 50 gram udang (dicincang kasar)
- 200 gram rebung segar (iris tipis)
- 2 butir telur ayam (kocok lepas)
- 1 sendok teh ebi sangrai (haluskan)
- 3 siung bawang putih (cincang halus)
- 1/2 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan kecap manis
- 1/2 sendok teh gula pasir
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
Bahan Saus:
- 300 ml air
- 50 gram gula merah (sisir halus)
- 1 siung bawang putih (haluskan)
- 1/4 sendok teh merica bubuk
- 25 gram gula pasir
- 3 sendok makan tepung sagu (larutkan dengan 1 sendok makan air)
Bahan Lain:
- 15 lembar kulit lumpia
- 2 sendok makan tepung terigu (larutkan dengan 1 sendok makan air)
- Minyak goreng secukupnya
Langkah Pembuatan:
- Tumis ebi dan bawang putih hingga harum. Masukkan ayam dan udang, aduk hingga berubah warna.
- Tambahkan telur dan buat orak-arik. Masukkan rebung, aduk hingga merata. Bumbui dengan garam, merica, gula pasir, dan kecap manis. Masak hingga isian matang.
- Letakkan isian di atas kulit lumpia, gulung, dan rekatkan ujungnya dengan larutan tepung terigu.
- Goreng lumpia dengan api kecil hingga berwarna keemasan.
- Sajikan lumpia dengan saus manis kental.
Lumpia adalah bukti nyata bagaimana perpaduan budaya dapat menciptakan kelezatan yang bertahan sepanjang zaman. Kini, lumpia tidak hanya menjadi makanan favorit warga Semarang, tetapi juga ikon kuliner yang dicintai oleh masyarakat Indonesia.