maresiliencycenter.org – Dengan adanya pernyataan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masyarakat diinformasikan tentang kejadian astronomi yang luar biasa yang akan berlangsung di awal April 2024. Acara langit ini terdiri dari dua bagian utama: sebuah Gerhana Matahari Total dan serangkaian ledakan Matahari yang terjadi secara simultan.
BMKG mengindikasikan bahwa ledakan Matahari yang akan terjadi merupakan bagian dari sebuah siklus solar yang berulang setiap 11 tahun. Tahun 2024 menandai titik kulminasi siklus ini, yang menghasilkan peningkatan aktivitas pada Matahari yang dapat diamati dari Bumi.
Pada tanggal 8 April 2024, selama periode totalitas Gerhana Matahari Total, ledakan Matahari diharapkan dapat terlihat dengan jelas. Dalam periode ini, Matahari akan sepenuhnya tertutup oleh Bulan, dengan BMKG mengutip National Center for Atmospheric Research (NCAR) bahwa fenomena ini akan memungkinkan observasi langka dari ledakan di tepi Matahari.
Meskipun mekanisme pasti di balik ledakan Matahari belum sepenuhnya dipahami, BMKG menyarankan bahwa fenomena ini mungkin terkait dengan interaksi gaya magnetik atau proses reaksi nuklir yang terjadi di dalam Matahari. Ledakan semacam ini memiliki potensi untuk menghasilkan Coronal Mass Ejection (CME), yang dapat menyebabkan badai magnetik ketika berinteraksi dengan magnetosfer Bumi.
Menurut BMKG, Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan menghadapi badai magnetik yang diakibatkan oleh fenomena ini, berkat posisinya pada lintang rendah yang secara alami dilindungi oleh magnetosfer Bumi.
Fenomena Gerhana Matahari Total tidak akan dapat diamati secara langsung dari Indonesia, dengan visibilitas terbatas pada wilayah-wilayah tertentu seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
Gerhana Matahari Total akan dimulai pada pukul 22.42 WIB dan dijadwalkan berakhir pada tanggal 9 April 2024 pada pukul 03.52 WIB.
Peristiwa ini menawarkan kesempatan langka untuk komunitas ilmiah dan astronomi amatir untuk mengamati dan mempelajari lebih lanjut tentang fenomena Matahari dan interaksinya dengan Bumi. Meskipun observasi langsung terbatas pada beberapa wilayah, pentingnya peristiwa ini bagi penelitian astronomi dan pemahaman kita tentang Matahari tidak dapat diremehkan.
Meski dikenal sebagai kuliner khas Semarang, sejarah wingko babat sebenarnya berasal dari Kecamatan Babat, Lamongan,…
Kue ku, yang dikenal sebagai "kukuran" oleh masyarakat Tegal, adalah salah satu kue tradisional yang…
Risoles, makanan ringan yang digemari banyak orang, ternyata memiliki sejarah panjang yang menarik. Dilansir dari…
Kue Dadar gulung adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang sudah dikenal luas dan disukai…
Lumpia adalah salah satu makanan khas dari Semarang, Jawa Tengah, yang terkenal lezat dan menggugah…
Serabi, salah satu makanan khas Nusantara yang menggugah selera, merupakan jajanan tradisional dengan cita rasa…