maresiliencycenter.org – Ma Ying-jeou, mantan presiden Taiwan, mengunjungi Cina dengan misi yang dijelaskan sebagai “perjalanan damai”, bertujuan untuk meredakan ketegangan yang ada antara Taiwan dan Cina.
Sebagai anggota senior Kuomintang (KMT), partai yang mengadvokasi hubungan erat dengan Cina namun menolak label pro-Beijing, Ma terus memperjuangkan diplomasi yang aktif.
Peningkatan hubungan lintas selat terjadi selama Ma menjabat, termasuk pertemuan bersejarah dengan Presiden Xi Jinping pada tahun 2015 di Singapura.
Sementara belum ada konfirmasi dari otoritas Cina mengenai pertemuan kedua pemimpin, komentar dari direktur Yayasan Ma mengindikasikan bahwa pertemuan dengan “teman lama” adalah sesuatu yang diharapkan Ma.
Ma menekankan niatnya untuk menyampaikan aspirasi damai dari rakyat Taiwan dan membuka dialog untuk menghindari konflik. Dengan membawa delegasi yang terdiri dari 20 mahasiswa, Ma menggarisbawahi pentingnya pertukaran antar generasi muda untuk pemahaman lintas budaya dan pembangunan hubungan.
Ada sekelompok pengunjuk rasa di Taiwan yang menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kunjungan Ma, dengan kekhawatiran bahwa ia mungkin “menjual” kepentingan Taiwan.
Ma, sebagai pemimpin Taiwan pertama yang mengunjungi Cina sejak tahun lalu, berupaya untuk mendinginkan suasana ketegangan, sambil menunjukkan bahwa pendekatan damai adalah mungkin.
Perubahan kepemimpinan di Taiwan dan sikap keras kepala terhadap klaim Beijing telah meningkatkan ketegangan, situasi yang Ma berharap dapat diatasi melalui inisiatifnya.
Dalam konteks yang lebih luas, kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, ke Beijing mendemonstrasikan hubungan yang menguat antara Cina dan Indonesia, termasuk dalam konteks pertahanan dan keamanan.
Presiden Xi Jinping menunjukkan kesediaan Cina untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional, dengan menekankan pentingnya kerja sama antara Cina dan Indonesia, khususnya dalam menjaga keamanan maritim di Asia Tenggara.
Kunjungan Ma Ying-jeou ke Cina dan pertemuan regional lainnya menggambarkan upaya berkelanjutan untuk diplomasi dan dialog lintas selat, serta penguatan hubungan Cina dengan negara-negara Asia Tenggara dalam berbagai sektor, yang semuanya memiliki implikasi penting bagi dinamika kekuatan regional dan upaya perdamaian.
Provinsi Lampung, selain terkenal dengan wisata bahari dan penangkaran gajah, juga menyimpan kekayaan kuliner yang…
Bika Ambon, hidangan khas dari Sumatera Utara, memiliki cerita sejarah yang unik dan menarik. Nama…
Palumara adalah hidangan khas yang berasal dari kota Makassar dan memiliki sejarah yang menarik. Berbeda…
Kaledo, yang berasal dari suku Kaili di Sulawesi Tengah, adalah hidangan yang terkenal dengan bahan…
Rondo Royal adalah salah satu camilan tradisional khas Jawa Tengah yang menawarkan cita rasa unik…
Garang Asem adalah masakan tradisional khas Jawa Tengah yang terkenal di daerah seperti Kudus, Semarang,…